LintasDetik.com - Pernah Anda membayangkan, suatu tempat dimana seluruh benda, terserap dengan sangat kuat, bahkan planet, bulan, maupun cahaya tidak bisa luput.
Gambaran di atas, adalah seperti suatu lubang hitam/black hole. Lantas, muncul dalam benak kita, bagaimana suatu lubang hitam, akhirnya bisa terbentuk? Langsung saja, berikut 7 fakta-nya, seperti yang kami kutip dari Brainberries.
Cygnus X-1, adalah lubang hitam yang pertama kali ditemukan pada tahun 1960-an. Meskipun begitu, pada awalnya, selama kurang lebih satu dekade, Cygnus X-1 belum diidentifikasi sebagai lubang hitam. Bayangkan, ukuran Cygnus X-1 sepuluh kali lebih besar dibandingkan dengan ukuran Matahari. Cygnus X-1 mengakibatkan bintang yang berada di dekatnya, 'berdarah-darah' karena emisi sinar X yang dikeluarkannya. Padahal, bintang ini berukuran sekitar dua puluh kali lebih besar dibandingkan dengan Matahari.
Tidak ada cahaya satupun yang dapat menghindari lubang hitam. Artinya, tidak mungkin bila lubang hitam di-observasi dengan suatu instrumen tertentu, termasuk melihatnya.
Lantas, bagaimana NASA mempelajari lubang hitam, jika begitu?
NASA mempelajari efek yang terjadi di lingkungan sekitarnya agar benar-benar bisa melihat lubang hitam. Lubang hitam mengakibatkan bintang-bintang 'terkoyak' karena tarikan besarnya. Saat suatu bintang terkoyak karena lubang hitam, materi bintang tersebut menjadi lebih panas dan lebih terang, serta bersinar dalam sinar X.
Lubang Hitam Memiliki Berbagai Ukuran. Setidaknya, NASA mengklasifikasikan lubang hitam menjadi tiga jenis, mulai dari 'relative squeakers' sampai dengan lubang hitamg yang mendominasi sleuruh galaksi. Primordial adalah lubang hitam dengan ukuran terkecil, mulai dari ukuran 1 atom sampai dengan ukuran gunung.
Selain Primordial, ada pula Stellar, lubang hitam dengan ukuran 20 kali lebih besar dibandingkan ukuran matahari. Perlu diketahui, ada puluhan lubang hitam berukuran seperti itu di galaksi Bima Sakti. Supermassive Black Holes, merupakan lubang hitam terbesar dimana dapat berukuran lebih dari 1 juta kali ukuran Matahari. Wow,
Namun, jangan dulu panik. Keberadaan lubang hitam supermasif di galaksi Bima Sakti tidak membahayakan kita. Para astronom sudah mengonfirmasi hal ini bahwa galaksi Bima Sakti baik-baik saja. Kita memang berada di dekat lubang hitam tersebut, namun efeknya tidak akan dapat kita lihat dari tempat kita berada.
Saat suatu bintang, seperti matahari, mati maka nuklir sebagai bahan bakarnya akan perlahan memudar dan menjadi bintang putih. Meskipun, hal tersebut tidak akan terjadi pada suatu bintang dengan ukuran yang lebih besar.
Saat suatu bintang masif kehabisan bahan bakar, akan terjadi ledakan supernova. Ledakan supernovas ini diakibatkan oleh gravitasi yang membanjiri bintang tersebut sehingga kehilangan bentuk awalnya yang stabil. Ledakan ini dapat terjadi bilamana gravitasi bintang menjadi sangat kuat, sehingga menghancurkan dirinya sendiri. Selanjutnya, inti dari bintang yang tersisa akan meninggalkan gravitasi dengan kekuatan yang sangat besar, sehingga dapat menghisap benda apapun yang ada di sekitarnya. Inti bintang inilah yang selanjutnya menjadi lubang hitam.
Kekuatan lubang hitam memang dahsyat, namun bukan berarti tidak bisa lenyap. Hal ini diprediksi oleh seorang fisikawan bernama Stephen Hawking, pada tahun 1974 silam. Fenomena ini lantas dinamakan sebagai radiasi Hawking.
Radiasi Hawking memecah massa yang terdapat pada lubang hitam ke ruang angkasa yang berada di sekitarnya. Hal tersebut terus terjadi sampai dengan lubang hitam kehabisan energi. Radiasi Hawking dikenal juga dengan nama penguapan lubang hitam.
Maraknya Penceramah Dipilih karena Hanya Jago Melucu, ini yang Disampaikan Mahfud MD
6 Maret 2020 | 157
lintasdetik.com - Cukup maraknya penceramah agama yang hanya mengandalkan kelucuan saat berdakwah, disoroti oleh Mahfud MD. Mahfud yang merupakan Menteri Koordinator Bidang Politik, ...
Tips Memelihara Kesehatan Mata Agar Tetap Sehat Dan Bening
26 Jun 2019 | 323
Mata Anda merupakan satu panca indera yang paling penting untuk menikmati keindahan yang ada di dunia. Terdapat juga istilah mata adalah jendela hati seseorang. Betapa tidak, mata yang ...
Sudah Masuk Maret, Kapan Dana Nasabah Jiwasraya Bisa Dibayarkan?
3 Maret 2020 | 127
lintasdetik.com - Bagaimana keberlanjutan kasus Jiwasraya? Terutama, untuk membayarkan kembali uang nasabah yang sempat dijanjikan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir, akan diberikan ...
Legalyn Indonesia Dukung Pemerintah Mengembangkan Sektor UMKM
24 Nov 2019 | 666
Legalyn Indonesia Dukung Pemerintah Mengembangkan Sektor UMKM - Bagi kaum milenial di era digital menjadi peluang besar untuk menjadi pengusaha. Dengan adanya akses teknologi ...
Heboh! Muncul Sawah Mendidih di Sumenep
26 Feb 2020 | 285
lintasdetik.com - Ada yang unik, masyarakat di daerah Sumenep, dihebohkan dengan munculnya sawah mendidih. Tidak seperti sawah pada umumnya, air di sawah tersebut mengeluarkan ...
Cara Penyembelihan Hewan Kurban Dan Jenis Pisau Yang Benar
24 Jul 2020 | 223
Sebentar lagi umat Islam akan merayakan Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada hari Jumat 31 Juli 2020, seperti biasanya setelah dilaksanakan shalat Idul Adha pastilah dilanjutkan dengan ...