Lintasdetik.com - Fenomena urbanisasi pernah menjadi permasalahan di Indonesia, dimana orang berbondong-bondong pergi ke kota hanya sekedar untuk mencari sebuah pekerjaan dan itu terjadi terus-menerus di dua dekade terkahir. Hal ini didorong karena adanya sebuah the lure atau iming-iming, ketika orang hidup di kota kehidupanya akan menjadi lebih baik. Padahal tidak demikian, dengan banyaknya populasi yang menempati suatu wilayah terbatas akan menimbulkan banyak permasalah seperti yang hari ini kita bisa saksikan di kota-kota besar. Lantas, apa dampaknya?
Lingkungan akan menjadi tolak ukur dimana subuah wilayah atau tempat layak untuk dihuni. Diantaranya permasalahan diperkotaan ada tentang air bersih. Bagaimana tidak, air menjadi sumber utama dalam kehidupan, yang mana di wilayah perkotaan akan sangat sulit kita dapatkan. Mengapa demikian, karena dominasi pembangunan di kota sudah tidak mempertimbangkan aspeksirkulasi air lagi. Lebih jauh lagi ada permasalahan sampah yang sangat kompleks karena tidak adanya penampungan sampah yang layak sehingga terkadang pembuangan sampah berdekatan dengan rumah penduduk yang ini akan menyebabkan rentan terkena penyakit . Sebaliknya di desa kita masih bisa menjumpai sumber air yang bersih dan sehat, jauh dari kontaminasi bahan-bahan kimia yang dapat merusak tubuh. Sampah pun demikian, tersedianya lahan yang dapat menampung sampah bahkan bisa lebih jauh dari pemukiman penduduk.
jika kita lihat lebih lanjut, bagimana peluang ekonomi masyarakat di perkotaan sebenaranya lebih kecil. Mengapa bisa demikian. Ini terjadi karena potensi wilayah tidak sembanding dengan populasi penduduk yang banyak sehinggan menyebabka peluang ekonomi menjadi lebih kecil. Sebaliknya dengan di desa, disana memiliki peluang ekonomi yang lebih besar mengapa demikian karena potensi wilayah yang masih luas dan bahkan belum ter-optimalisasikan
Sebuah film yang berjudul survive dapat memberikan informasi kepada kita bahwa orang yang hidup di perkotaan tidak akanbisa bertahan hidup ketika sumber energi habis, karena masyarakat perkotaan identik hidup dengan menggunakan mesin yang barang tentu harus menggunakan bahan bakar. Di situasi seperti ini orang yang berada di desa tidak menjadi pengaruh yang siginifikan, karena hidup mereka sudahterbiasa tanpa menggunakan mesin. Mereka lebih bisa bertahan hidup ketika enegri sudah habis.
Berdasarkan tiga dampak itu, ternyata, kehidupan di desa memiliki peluang yang lebih besar untuk kehidupan hari ini dan nanti ya! (Am/Red)
SBMPTN Telah Tiba! Ini Dia 6 Tryout Online Gratis Yang Bisa Di Gunakan Melalui Smartphonemu
11 Feb 2020 | 102
Kenyataanya walaupun pihak lembaga pendidikan atau kita dapat menyebut sekolah telah menyediakan tryout menjelang ujian nasional, agar seluruh siswa merasa lebih siap untuk un, akan tetapi ...
Sekjen MUI: Hukumnya Haram Mudik dari Sumber Pandemi wabah
3 Apr 2020 | 244
lintasdetik.com - Anwar Abbas, Sekretaris Jendral (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersuara sekaitan dengan fenomena mudik ke kampung halaman ketika terjadi pandemi virus ...
Akhirnya, Presiden Jokowi Melarang Mudik, Awas Sanksi Bila Melanggar
21 Apr 2020 | 220
lintasdetik.com - Akhirnya, mudik lebaran di tahun 1441 H ini, resmi dilarang. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) guna menekan angka penyebaran virus covid-19 ke ...
Ingin Penghasilan Tanpa Batas ? Fingo Solusinya
28 Apr 2020 | 137
Affiliate marketing merupakan salah satu model bisnis bagi yang hanya memiliki modal yang kecil atau belum memiliki produk untuk dijual atau ditawarkan. Seorang affiliate marketer yang ...
5 Motor Produksi Lawas Yang Masih Diminati, Bahkan Bisa Jadi Investasi Masa Depan
15 Okt 2020 | 329
Motor produksi lawas atau sering kita sebut motor jadul memang sebagian masih ada yang memiliki nilai jual yang tinggi. Para penggemar motor lawas atau motor klasik ini juga lumayan banyak, ...